Rabu, 11 April 2012


PEMIKIRAN FILSAFAT ARISTOTELES

            Dalam kajian filsafat, nama Aristoteles (384SM-322SN) menepati posisi penting dalam sejarah pemikiran filsafat. Ia dikenal sebagai murid Plato yang cerdas dalam berfilsafat. Itulah sebabnya, Aristoteles diakui sebagai seorang filosof dan ilmuan terbesar di masa lampau. Kehadirannya dalam kancah pemikiran filsafat tidak diragukan lagi, dan para pengkaji filsafat pun mengakui perannya yangsangat penting dalam men-setting perkembangan filsafat Yunani. Beliau telah berhasil mempelopori penyelidikan ihwal logika, memperkaya hamper tiap cabang falsafah dan member sumbangan yang tak terkirakan besarnya terhadap ilmu pengetahuan.
            Memang, harus diakui bahwa ide aristoteles yang kini dikesani ketinggalan zaman. Akan tetapi, yang palinmg penting dari apa yang pernah dilakukan Aristoteles adalah pendekatan rasional yang senantiasa melandasi karyanya. Sikapnya tercernin dalam tulisan-tulisannya bahwa tiap segi kehidupan manusia atau masyarakat selalu terbuka untuk objek pemikiran dan analisis. Menurutnya, alam semesta tidaklah dikendalikan oleh serba kebetulan. Tingkah laku alam semesta itu tu7nduk pada hokum-hukum rasional. Kepercayaan ini menurut Aristoteles diperlukan bagi manusia untuk mempertanyakan setiap aspek dunia alamiah secara sistematis dan kita mesti memanfaatkanya, baik pengamatan empiris dan alasan-alasan yang logis sebelum mengambil keputusan.
            Tokoh filosof Yunani yang terkenal kritis terhadap pemikiran plato ini dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun, Aristoteles pergi ke Athena untuk belajar di Akademi Plato. Dia menetap di sana selama dua puluh tahun hingga tak lama plato meninggal dunia. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat di bidang biologi dan “pengetahuan praktis”. Di bawah asuhan Plato, dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis.
            Aristoteles pulang kembali ke Macedonia pada tahun 342 S.M dan disana ia menjadi guru seorang anak raja umur tiga belas tahun, yang dalam sejarah terkenal dengan Alexander Yang Agung. Aristoteles mendidik Alexander muda dalam beberapa tahun. Pada tahun 335 S.M sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan disitu membuka sekolah sendiri, Lyeceum. Dia berada di Athena selama dua belas tahun, satu masa yang bebarengan dengan karier penaklukan militer Alexander. Alexander tidak meminta nasehat kepada mantan gurunya, tetapi dia berbaik hati menyediakan dana bagi Aristoteles untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan mungkin, ini merupakan contoh pertama dalam sejarah, seorang ilmuwan menerima dana besar dari pemerintah untuk maksud-maksud penelidikan dan sekaligus merupakan contoh yang terakhir dalam abad-abad berikutnya.
            Walaupun begitu, pertalian dengan Alexander mengandung berbagai bahaya. Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander dan tatkalka si penakluk Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan menghianat, Alexander berminat untuk membunuh Aristoteles. Di satu pihak, Aristoteles terlalu demokratis di mata Alexander, dia juga mempunyai hubungan erat dengan Alexander dan dipercaya oleh orang-orang Athena. Tatkala Alexander meninggal dunia tahun 323 S.M golongan anti-Macedonia memegang kekuasaan di Athena dan Aristoteles pun didakwa “kurang ajar” kepada dewa. Aristoteles teringat nasib yang menimpa Socrates 76 tahun sebelumnya, yang lari meninggalkan kota sambil berkata dia tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada orang-orang Athena yang berbuat dosa terhadap para filosof. Aristoteles meninggal dunia di pembuangan beberapa bulan kemudian pada tahun 322 S.M, yaitu pada umkur enam puluhdua tahun.

A.    RIWAYAT HIDUP ARISTOTELES
            Aristoteles lahir 384 S.M. di Stageria, sebuah kota koloni Yunani di semenanjung Chalcidea, sebelah utara Yunani. Karena orang tua nya telah lama menetap di Macedonia, mereka sebenarnya berasal dari Yunani. Ayahnya Nichomacus adalah sahabat dan dokter keluarga Amyntas 11, Raja Macedonia, ayah Raja Philihpos dan kakek Alexandros yang agung. Berbeda dengan Plato (dari keluarga bangsawan), Aristoteles berasal dari keluarga menengah. Sejak kecil, ia didik dan diasuh oleh ayahnya sendiri dalam bidang kedokteran dengan harapan agar ia kelak, dia dapat menggatikan kedudukan ayahnya sebagai dokter keluarga raja Macedonia. Akan tetapi, ayahnya meninggal sebelum Aristoteles berhasil menamatkan pelajarannya. Sekalipun demikian, ayahnya telah berhasil mewariskan kepada Aristoteles suatu minat yang amat besar terhadap biologi yang tampak jelas dalam berbagai karyanya di kemudian hari.


B.     KARYA ARISTOTELES
            Salah satu karya tulis Aristoteles yang paling menonjol adalah penelitian ilmiah. Ketika ia merantau ke sekitar pantai Asia kecil, dengan menggunakan fasilitas yang disediakan Hermeis, ia mulai melakukan penelitian zoology, biologi, dan botoni. Penelitian itu dilanjutkan ke daerah lain sesudah ia mendirikan Lyceum di Athena dengan menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Alexander Ynag Agung. Aristoteles juga mengadakan penelitian terhadap konstitusi dan system politik. Ia mampu meletakkan dasar bagi satu cabang ilmu politik yang disebut Perbandi ngan pemerintah dan politik.
            Mengenai karya tulis Aristoteles, menurut para cendiakawan di zaman purba, jumlahnya mencapai lebih dari empat ratus buku yang dianggap jerih payahnya, namun sebagian besar telah hilang. Dari sekitar lima buah buku yang masih ada, hanya separuhnya yang benar-benar hasil karya Aristoteles.

C.     PEMIKIRAN FILSAFAT ARISTOTELES
1.      Ada dan Kebenaran
Perbedaan yang paling mendasar antara filsafat plato dan aristoteles sesungguhnya terletak pada pandangan mereka tentang ada dan keberadaan ada. Hal itu jelas terlihat dalam pandangan mereka terhadap dunia ini. Bagi Plato, ada dua dunia yang terpisah satu sama lainnya, yaitu dunia indrawi ( yang tampak dan senantiasa berubah dan tidak abadi, oleh sebab itu tidak sempurna) dan dunia ide ( yang tak berubah, abadi, dan sempurna dimana kebijakan dan kebaikan merupakan ide tertinggi.
2.      Teologi (keberadaan Tuhan)
Cara lain yang di tempuh manusia untuk mencari tuhan adalah melalui filsafat. Begitu pula halnya dengan Aristoteles, yang menggunakan argument –argumen filosofis untuk mencari dan menetapkan keberadaan tuhan. Argumen yang digunakan Aristoteles dalam menyelami keberadaan tuhan adalah argument kosmologis ( sebab musabah). Menurut Aristoteles, setiap benda yang ada dan dapat di tangkap oleh pancaindra terdiri atas materi dan bentuk.
3.      Logika
Pada abad ke -18, Immanuel Kant dalam bukunya Critique of Pure Reason mengatakan bahwa logika yang diciptakan Aristoteles, sejak semula sudah begitu sempurna sehingga tidak mungkin ditambah sedikit pun. Menurut Kant, sesudah dua puluh abad lamanya sejak Aristoteles menciptakannya, terbukti bahwa logika tak dapat melangkah setapak pun.
            Inti dari logika ialah silogisme. Sesungguhnya, sillogismelah yang merupakan penemuan Aristoteles yang umum dan terbesar dalam logika. Silogisme adalah suatu bentuk cara memperoleh konklusi yang ditarik dari proposi demi meraih kebenarannya, bukan semata-mata untuk menyusun argumentasi dalam suatu perdepatan, melainkan juga sebagai metode dasar bagi pengembangan semua bidang ilmu pengetahuan
Contoh silogisme :
Manusia tidak kekal.
Abdullah adalah manusia.
Jadi, Abdullah tidak kekal.

Hasil murni karya aristoteles sangat mencengangkan. Empat  puluh tujuh karyanya masih tetap bertahan. Daftar kuno mencatat tidak kurang dari seratus tujuh puluh buku hasil ciptaannya. Bahkan, bukan sekedar banyaknya jumlah judul buku saja mengagumkan, melainkan luasnya daya jangkau peradapan yang menjadi bahan renungan juga tak kurang hebatnya.
Dapat dipahami bahwa ARistoteles adalah salah satu filosof yang produktif dalam melahirkan karya-karya dalam bidang filsafat, walaupun para ahli masih kesulitan dalam menyusun hasil karyanya karena karya Aristoteles yang terpisah-pisah. Walaupun demikian, dapat di tarik garis pemikiran Aristoteles ke dalam tiga masa. Pertama, masa Aristoteles benar-benar menganut filsafat Plato. Kedua, kasa pengembaraan di mana perkembangan pemikiran filsafat Aristoteles mulai memasuki tahap pembalikan yang semakin lama semakin jauh dari filsafat plato. Ketiga, masa penelitian empiris yang menghasilkan karya ilmiah yang mengagumkan di antaranya biologi, metafisika, fisika, metereologi dan lain-lain




DAFTAR PUSTAKA
Solihin m . Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern. Pustaka Setia.                2007. Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau udah dibaca mohon sisipkan komentar ea :D
untuk kemajuan blog saya
terimakasih :D