Keadaan umum pada awal abad ke-16
Ciri khas keadaan di Indonesia pada abad ke-15 dan ke-16 adalah perubahan-perubahan yang besar di bidang politik kerajaan majapahit yang dalam puncak kebesarannya telah menanam pengaruhnya hingga melewati batas-batas wilayah Indonesia sekarang, tetapi pada waktu itu di Sumatera Utara beberapa kerajaan pantai memproklamirkan diri sebagai kerajaan yang berdiri sendiri, Minangkabau tak mau mengakui lagi kekuasaan Majapahit lalu melepaskan diri pula, pelabuhan Tumasik (singapura) yang penting juga telah menghilang. Malaka pada abad ke-15 itu merebut daerah diantara kerajaan-kerajaanlain dibawah pimpinan sultan yang berkuasa.
Tetapi keretakan kesatuan politik juga terjadi di Jawa yaitu pelabuhan-pelabuhan dipantai utara pulau Jawa yang sebelumnya takluk kepada Majapahit, kini membebaskan diri dari kekuasaan Majapahit lalu berdiri sendiri. Pada tahun 1478 kerajaan Majapahit pun lenyap akibat perpecahan yang telah terjadi. Sisa-sisa terakhir dari kerajaan yang jaya ini melarikan diri ke Balidan kesebelah timur pulau Jawa yaitu kerajaan Blambangan (Panarukan). Disana mereka masih bisa mempertahankan agama Hindunya selang seabad lamanya, dan pada tahun 1599 tamatlah riwayat mereka. Di Jawa Barat kerajaan Padjajaran (Bogor) runtuh tetapi dengan bantuan kerajaan Demak yang kuat itu, maka Banten sebagai pelabuhan yang penting di Jawa Barat, menyatakan berdiri sendiri lalu melebarkan pengaruhnya di Sunda Kelapa.
Sunda Kelapa adalah pelabuhan lama dari padjajaran yang dalam tahun 1527 akan mendapat arti yang baru dengan nama Djakarta (Djayakarta). Akhirnya kita melihat di Indonesia bagian timur beberapa raja,terutama sultan Ternate dan sultan Tidore, mulai memperluas kekuasaannya. Hal ini pertam-tama dari Maluku melewati Gresik sampai ke Malaka, dimana rempah-rempah dari Maluku itu dibawa ke pasar dunia.
Sebab utama dari perubahan-perubahan politik ini ialah kedatangan agama islam di Indonesia. Sudah sejak akhir abad ke-13 kita melihat agama Islam itu mulai masuk. Pedagang-pedagang beragama islam dari Persia dan terutama dari India Barat ialah Gujarat, merekalah yang menyiarkan agama ini, ketika mereka dapat memasuki istana-istana para raja di Sumatera Utara dan seterusnya dimana saja mereka berdagang disepanjang pantai utara pulau Jawa.
Pengaruh mereka dipertebal lagi hubungan-hubungan nikah yang diadakan dengan keluarga raja-raja ini. Dalam abad ke-15 dan ke-16 itu berlangsung perlahan-lahan pengislaman terhadap kaum bangsawan tertinggi yang tinggal di tempat pelabuhan terpenting.
Sejak islam masuk ke Indonesia maka terjadi penyebaran agama secara meluas ke seluruh daerah. Tetapi pada pihak lain yang harus dicatat kontak pertama, yang didapati secara langsung dengan Negara-negara barat adalah munculnya orang-orang portugis diperairan Asia. Memang benar bahwa injil sejak abad pertama memasuki Asia. Gereja Mar-Thoma di india selatan mengatakan bahwa terjadinya gereja itu ialah karena pemberitaan injil oleh rasul Thomas.
Dan batu Sian-Fu yang terkenal itu menceritakan bahwa sudah sejak abad ke 8 beribu-ribu orang bertobat dan menjadi Kristen oleh pekerjaan para rahib di tiongkok. Tetapi Indonesia tidak kita dapati sedikitpun bekas pengkabaran injil dan ketika orang portugis dating ke Indonesia pada abad ke-16, mereka yang pertama menjadi pengkabar injil / agama Kristen.
Latar belakang portugis datang ke Indonesia adalah karena keinginan yang tak tertahankan untuk menemukan negeri di belahan dunia lain, suatu keinginan yang timbul pada zaman dianatara bangsa eropa barat. Bangsa porugis dan spanyolah yang pertama melaksanakannya karena pada waktu itu mereka sedang berada pada puncak kejayaan. Selain faktor ekonomi dan politik yaitu ingin menaklukkan negeri-negeri itu serta mencari kekayaan di sana. Yang paling utama mereka cari ialah rempah-rempah dari india timur. Lada, pala, dan cengkeh sangat laku di pasaran eropa. Tidak saja untuk kebutuhan dapur tetapi juga untuk obat-obatan.
Tetapi tak disangkal bahwa yang mendorong mereka ialahhasrat untuk memasehikan daerah-daerah yang ditemukan dan ditaklukkannya itu. Tidak percuma pada layar-layar kapal mereka tertera tanda salib. Dan hendrik adalah seorang pelaut yang tadinya mengapali perkumpulan kesatria templar dan para kesatria salib tyang bersifat rohani telah mampu mengobarkan semangat untuk memimpin ekspedisi ini. Raja portugis sendiri yang menjadi kepala mereka. Kekuasaan dan uangnya merupakan tulang punggung dari segala pekerjaan pertobatan yang akan dilakukan di Asia. Penyebaran injil sudah menjadi tujuan utama, bukannya sebagai pekerjaan sambil lalu saja.
Permulaan abad 16 merupakan waktu peralihan dalam segala segi. Banyak pertentangan terjadi karena raja-raja islam yang berada di pulau jawa menolak hadirnya bangsa portugis menginjakkan kaki di tanah jawa, kecuali di jawa timur. Di jawa timur hingga akhir abad 16 masih terdapat sebuah kerajaan hindu. Tetapi disamping itu melihat adanya ketegangan antara raja-raja islam dengan bangsa kafir sekitar mereka. Bangsa-bangsa kafir ingin mempertahankan kemerdekaannya dan tidak mau tunduk kepada raja-raja islam. Oleh karena itu bangsa-bangsa kafir meminta pertolangan kepada bangsa portugis. Demikian terdapat suatu gambaran yang sangat sulit dari kekuatan – kekuatan yang berlawanan. Hal ini mengakibatkan pemberitaan injil dan pembentukan gereja kristus terlibat ketegangan itu.ombak besar pada masa itu seolah-olah tidak memungkinkan perahu gereja berlayar dengan lancar di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar
Kalau udah dibaca mohon sisipkan komentar ea :D
untuk kemajuan blog saya
terimakasih :D