Charlemagne atau Karel Agung (±814) di
Eropa Barat adalah figur besar kedua setelah St. Agustinus. Karena begitu besar
pengaruhnya maka abad-abad ini bisa disebut Zaman Karoling.
Tanah Gaul setelah ditaklukkan oleh
orang-orang Frank yang dipimpin oleh Clovis (±511) disebut Frankland. Dari segi
peradaban, Clovis dan penerusnya (keluarga Meroving) tidak banyak membawa
kemajuan. Karena mereka miskin wawasan dan mereka para pewaris kekuasaan hanya
saling bertikai sendiri untuk menguasai seluruh warisan. Akhirnya kekuasaan
mereka semakin melemah dan tidak mampu menagani urusan-urusan kerajaan. Wangsa
Meroving lazim disebut “raja-raja yang tak berbuat apa-apa”.
Salah satu kelompok bangsawan yang
merebut kekuasaan keluarga meroving ialah keluarga Karoling. Mereka berasal
dari para tuan tanah di lembah Meuse, di daerah Brussels dan Cologne. Keluarga
Karoling sangat dekat dengan gereja.
Dalam periode ini Eropa mendapat
ancaman dari orang Arab. Khalifah Umayah menaklukkan Spanyol pada 711.
Sebelumnya tahun 622, dibawah pemerintahan Kaisar Heraclius, Konstantinopel
mampu menahan serangan besar-besaran yang pertama. Akhirnya mereka mampu
mematahkan serangan berikutnya yang dilancarkan Persia walaupun Persia telah
dibantu pasukan Avars.
Kontroversi Ikonoklastik
Pada tahun 726 muncul suatu isu yang
disebut Kontroversi Ikonoklastik. Isu itu ialah apakah imaji-imaji tentang
Tuhan, Kristus, dan Sang Perawan Maria serta orang-orang suci baik dalam bentuk
gambar maupun patung boleh dipergunakan di dalam misa atau tidak. Sebenarnya
sejumlah umat kristen tak mampu membedakan antara penggunaan gambar dan patung
sebagai alat bantu dan sebagai objek pemujaan, lalu mereka terjebak ke dalam
pemujaan bentuk-bentuk imaji itu secara berlebihan.
Leo Isaurianus sangat menentang
pemujaan imaji. Ia mengutip Firman Keempat dan mengaitkannya pada dasar
otoritasnya sendiri dalam masalah keagamaan. Patriarkh Konstantinopel menolak
bulat-bulat pemikiran itu. Hal ini menimbulkan demonstrasi besar-besaran dan
muncul wacana untuk menyingkirkan Leo III dari tahtanya.
Kontroversi ini mengundang sebuah
persoalan lama, yakni kebebasan agama. Di Byzantium kaisar dapat mendikte
gereja, tetapi di Barat orang tidak akan mau menyerahkan kekuasaan seperti itu
kepada raja. Setelah peristiwa itu gereja tetap terpisah dan bebas dari
organisasi politik. Oleh karena itu gereja menjadi badan utama dalam
pembentukan watak yang khas kebudayaan zaman pertengahan.
Kepausan dan Wangsa Karoling
Dalam perkembangan selanjutnya
kedudukan kepausan di Italia terancam oleh orang-orang Lombardia. Hal ini
membuat Paus khawatir jangan-jangan raja itu kan bertahta di Roma dan mendikte
kebijakan gereja. Situasi ini menarik perhatian para bangsawan Karoling di
Frankland. Paus meminta bantuan kepada Charles Martel yang seorang keluarga
Karoling. Namun karena ia sangat berhati-hati, maka ia ragu untuk pergi ke
Italia untuk berperang melawan Lombardia.
Namun permintaan itu kemudia ditanggapi
oleh Pepin si Pendek, anak Charles Martel. Tetapi ia juga meminta bantuan ke-pausan
untuk mengakhiri hubungan yang ganjil antara raja Meroving dan dirinya. Paus
langsung memeberi jawaban, ia menyatakan bahwa adalah benar jika Pepin menjadi
raja bukan hanya secara formal tetapi juga “de facto”. Ambisi Pepin pun
terpenuhi, pada 751 di Soissons para bangsawan Frank mengangkatnya ke
singgasana kerajaan.
Kemudian Paus Stephanus II menagih
janji kepada raja yang baru diangkat itu. Pepin pun membuktikan janjinya itu
dengan dua ekspedisi ke italia, tahun 754 dan 756. Keduanya berhasil dan kemudian
memunculkan Negara Kepausan (Papal State)
di Italia, dengan Paus sebagai
kepalanya.
Dengan didirikannya negara kepausan
maka bahaya dapat ditekan dan kemerdekaan gereja dapat terjamin.
Karel Agung
Pepin meninggal pada tahun 768 dan
diteruskan oleh Karel Agung, yang memerinyah pada 768 hingga 814. Karel Agung
tidak hanya memerintah orang-orang Frank di Rhein dan Pyrenia, tetapi juga
orang-orang Lombardia di Italia, yang ia taklukkan pada 774. Bahkan negara Kepausan juga dibawah
kendalinya.
Di bawah kepemimpinannya, bala tentara
Frank menaklukkan orang-orang Saxon di Jerman utara yang terbentang antara
Sungai Elbe dan daerah-daerah yang dihuni orang-orang Friss. Lalu mencaplok
daerah yang diduduki orang-orang Bavaria. Di Spanyol, batas wilayah kekuasaannya
terbentang antara Sungai Ebro hingga pegunungan Pyrenia, termasuk kota
Barcelona. Pada masa itu Karel Agung dipandang sebagai raja yang dapat
disejajarkan dengan para kaisar Romawi kuno. Pembandingan ini biasanya
mengundang suatu perasaan rindu akan kejayaan masa lampau. Kerinduan ini
agaknya yang mendorong hasrat untuk memulihkan kembali Imperium Romawi.
Muncul kekacauan di Negara Kepausan
pada masa itu. Walaupun Karel agung memiliki otoritas yang jelas atas Paus, ia
tak berhak mencampurtangani urusan kepausan, Paus memiliki otoritas penuh dalam
pengambilan kebijakan politiknya. Tetapi kemerdekaan Paus itu sering diganggu
oleh para bangsawan yang ambisius yang memanfaatkan gereja demi kepentingan
mereka. Karel Agung dimintai paus untuk mengembalikan otoritasnya, dan Karel
Agung memberikan itu. Pada hari natal tahun 800, Karel Agung diberi mahkota
oleh Paus, ini menambah kewibawaannya. Bagaimanapun juga, ini tidak memberi
tambahan kekuasaan secara berarti, serta tidak meninggalkan sumber-sumber
ekonominya, karena tidak ada pajak dll. Akan tetapi ini dipandang sebagai
kebangkitan kembali kekaisaran Romawi, dan inilah awal tegaknya sebuah
institusi yang begitu mashyur, yaitu Imperium Romawi Suci. Meskipun imperium
ini hanya memiliki kekuatan militer dan finansial yang terbatas, tetapi ia
merupakan hal yang berarti dalam kehidupan dan pemikiran generasi selanjutnya.
Walaupun dibangun dengan harapan akan
masa depan yang gemilang, imperium baru ini agaknya tidak ditakdirkan untuk
bertahan lama. Terjadi perebutan warisan antara ketiga cucu Karel Agung, mereka
adalah Lothaire, Louis dan Charles. Akhirnya ketiganya membagi imperium ini
berdasar Traktat Verdun (843). Ternyata tercapainya perjanjian diatas bukan
merupakan akhir pertikaian. Akhirnya dua kerajaan yakni Prancis dan Jerman,
muncul. Tapi keduanya tak lebih dari bayang-bayang kebesaran Karoling.
Banyak sisa-sisa institusi Karoling
tetap bertahan, yang ternyata cukup berarti bagi masa depan sejarah Eropa
barat, yakni biara dan gereja. Karel Agung adalah orang mempunyai minat besar
pada agama, yang membuatnya dekat dengan para gerejawan. Seperti ayahnya, Karel
Agung sangat berhasrat menyebarluaskan agama kristen.
Sekolah-Sekolah
Irlandia
Renesans
yang sering dihubungkan dengan nama Karel Agung (sehingga menjadi Renesan Karoling) dibangun atas dasar
karya-karya Boethius, Cassiodorus, Isidore dari Seville dan terutama hasil
sekolah-sekolah Irlandia. Sekolah Irlandia berpengaruh luas dalam kehidupan
intelektual Eropa ketika gereja Kelt atau Irlandia bergabung ke dalam gereja
Roma. Orang-orang Irlandia adalah umat kristen yang saleh, taat secara mendalam
pada ajaran Kristen, setelah mereka di konversikan oleh St Patrick. Dua model
sekolah yang terkenal adalah di St. Gallen dan Roichenau di Swiss, yang para
siswanya terkenal rajin belajar.
Sekolah-sekolah
Anglo-Saxon
Baik
para missionaris Irlandia maupun Inggris telah memperkenalkan obor pengetahuan
di Northumbria setelah konversi yang dilakukan oleh St. Paulinus pada 627. Di
Canterbury, tempat St. Augustinus memulai karya misinya, terdapat sekolah bagus
yang dibangun oleh Benedictus Biscpop. Buku pengetahuan semenjak keruntuhan
Romawi bisa diselamtkan. Northumbria melahirkan sarjana terkemuka pada Zaman
Kegelapan, yaitu Bede (735). Karya tulisnya mencakup hal-hal yang dipelajari
dalam trivium dan quadrium. Ada satu karya monumental Bede, Ecclesiastical History of the English
People, hingga kini masih disebut-sebut. Dalam karya ini Bede menceritakan
hal-hal yang ajaib, dengan cermat ia catat kapan informasi tentang desas-desus
itu ia peroleh.
Sekolah-sekolah Karel
Agung
Sekolah-sekolah ini merasakan pengaruh
yang berarti dari sekolah-sekolah Irlandia dan Inggris. Para murid dididik
untuk dipersiapkan menjadi Uskup dan kepala biara.
Para sarjana
karoling: Alcuin
Karel Agung sering mengundang sarjana
terbaik pada zamannya ke istananya. Diantaranya Paul Deacon dan Angilbert.
Tetapi yang paling terkemuka adalah Alcuin. Alcuin menguasai trivium dan
quadrium. Selain, tentu saja, menguasai Kitab Injil.
Eginhard
Karya
tulis terbesar dari Zaman Karoling adalah karya Eginhard, yang berjudul Life of Charlemagne, Eginhard pada
mulanya adalah salah seorang murid di Sekolah Istana, kemudian menjadi
penasehat, sahabat, dan Sekretaris Karel Agung. Karyanya tentang biografi Karel
Agung mengikuti model karya Suetonius, Lifes
of the Caesars.
0 komentar:
Posting Komentar
Kalau udah dibaca mohon sisipkan komentar ea :D
untuk kemajuan blog saya
terimakasih :D